Sabtu, 17 Mei 2008

Warga Inden Beli Elpiji

Palembang (Torang), Sebegitu parahnya mendapatkan elpiji 12 kg membuat warga yang ingin mendapatkan gas elpiji tabung 12 Kg harus antri melalui sistem pesan (inden).

Pasalnya hingga Rabu (14/5) lalu beberapa pemilik warung maupun pengecer tidak bisa menebak jumlah gas yang dipasok dan kapan gas elpiji diantar agen. Jadi aturan siapa cepat dia dapat, berlaku. “Pernah, satu minggu saya tidak diantarkan tabung Elpiji,” tukas Kumar (43 th) pemilik warung yang berada di kawasan Musi Raya Barat.

Menurutnya, tabung elpiji 12 kg selalu diantarkan oleh agen PT Air mas muda, tetapi sejak satu minggu terakhir tabung tersebut tidak diantarkan lagi. “Terpaksa saya ambil sendiri ke agen, itu pun dijatah hanya 20 tabung saja,” tukas Kumar sembari mengakui dalam kondisi normal, agen bisa memberinya hingga 40 tabung per tiga hari. Dalam jangka waktu satu hari saja, 20 tabung tersebut langsung ludes diserbu pembeli.

Kondisi permintaan yang terus meningkat mengakibatkan harga tabung elpiji 12 kg kian melonjak, berkisar Rp 58 ribu hingga Rp 61 ribu per tabung. Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah Sukarami, tumpukan tabung kosong elpiji 12 kg tampak bersusun rapi didepan warung. pemiliknya, Erna (38 th) mengaku tabung yang bersusun tersebut malah dikira tabung berisi oleh pembeli, tak heran para pembeli yang menggunakan motor terkadang tertipu dan berniat membelinya. “Agen sering mengantarkan tabung seminggu sekali, tetapi jatahnya sedikit 12 tabung saja dan bisa langsung ludes dalam sehari,” tukas Erna, datar.

Pemandangan serupa terjadi juga di kawasan Jl radial komplek rusun pemilik warung mengaku kesulitan mendapatkan tabung Elpiji 12 kg, sambil memperlihatkan lembaran nama pesanan tabung yang sudah dibayar, Ibu Rogayah malah memberlakukan harga Rp 61 ribu, begitu tabung datang langsung diberikan berdasarkan urutan pesanan. “Lumayanlah, uangnya bisa diputar lagi,” tandasnya sembari mengakui bisnis jual beli tabung dengan penyetoran langsung baru digeluti sejak satu bulan terakhir.

PT Pertamina mengakui tak mampu mengatasi kelangkaan elpiji yang sudah berlangsung dua pekan. Staf Humas UPMS II Robert mengatakan kelangkaan elpiji akibat ulah industri dan pengusaha yang beralih dari tabung 50 kg ke tabung 12 kg. Belum ada aturan tata niaga yang jelas mengakibatkan Pertamina tidak bisa menindak oknum pelaku pengusaha industri yang menggunakan tabung bersubsidi karena undang-undang dan aturan tata niaganya belum ada. “Apa dasar hukumnya bila kami menindak oknum tersebut,” tegasnya.

Robert mengungkapkan menurut Undang-undang migas no 22 tahun 2002 yang mengatur perbedaan harga subsidi atau ongkos penjualan tabung menetapkan harga gas 12 kg mencapai Rp 4250 per kg dan harga tabung industri ukuran 50 kg mencapai Rp 6800 per kg. “Jauh sekali perbedaannya, makanya para pengusaha restoran maupun hotel beralih menggunakan tabung 12 kg,” tegas Robert sembari menegaskan tidak mungkin pemilik restoran hanya menggunakan satu tabung untuk memasak, minimal empat tabung yang dipakai. Jatah empat tabung yang seharusnya jadi milik warga akan hilang dan lama kelamaan pengalihan jatah tabung ini akan mengakibatkan kelangkaan.(AS)

Tidak ada komentar: