Sabtu, 17 Mei 2008

UN SMA Ditargetkan Lulus 100 Persen

Sekayu (Torang), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba) menargetkan kelulusan siswa SMA dapat mencapai 100 persen tahun ini.

Target itu bersandar pada jumlah lulusan tahun lalu yang mencapai 85 persen dan diterima di universitas negeri yang tersebar di Indonesia. “Kita harus dapat bersaing dengan sekolah-sekolah di daerah lain. Bahkan, sekolah berstandar internasional yang kita bangun ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Muba,” kata Bupati Muba Alex Noerdin dalam acara pelepasan Peserta Didik Angkatan IX Tahun Ajaran 2007-2008 SMU Negeri 2 Sekayu, di Auditorium Pemkab Muba, kemarin.

Pemkab selama lima tahun terakhir ini, memang memprioritaskan pendidikan yang berdaya saing internasional. Dia berharap, seluruh siswa SMA di Muba dapat bersaing untuk menduduki perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya, sebanyak 112 siswa SMA 2 Sekayu yang lulus tahun ini telah merepresentasikan dan membuktikan nama baik sekolahnya.

Alex mengatakan, 85 persen lulusan SMA 2 Sekayu pada 2007 berhasil diterima di PTN di Indonesia. Hal itu dapat memotivasi keberanian para siswa untuk bersaing dengan siswa dari sekolah manapun pada seleksi 2008.

“Pendidikan gratis untuk para siswa menggunakan APBD Muba yang berasal dari uang rakyat. Oleh sebab itu, nama baik sekolah dan pendidikan merupakan tanggung jawab para siswa kepada rakyat,” tandasnya. Kesempatan untuk menikmati sekolah unggulan memang terbuka bagi seluruh calon peserta didik, asalkan mereka lulus seleksi.

“Kita tak pandang bulu dalam penerimaan siswa di SMA unggulan. Kenyataannya, siswa SMA Negeri 2 Sekayu mayoritas berasal dari keluarga tidak mampu. Namun berkat prestasi formal dan nonformal yang mereka miliki, akhirnya dapat mengenyam pendidikan di sekolah favorit tersebut,” kata Alex.

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sekayu Wien Surkasi mengatakan, seluruh siswanya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi negeri. Dia optimistis 100 persen siswanya dapat lulus dalam ujian nasional (UN) yang baru saja diselenggarakan. “Dalam tahap awal pengumuman, sebanyak 8 siswa lulus tanpa tes diUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Batam 1 orang dan Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) empat orang,” katanya.

Wien mengatakan, sebanyak sembilan siswa telah didaftarkan di universitas di Malaysia dan tinggal menunggu hasil verifikasi. Ironisnya, pihak sekolah masih terganjal main set para orang tua terhadap pendidikan global. “Kita kirim sembilan siswa yang bersaing skala internasional, mudah-mudahan semuanya dapat lulus tanpa tes. Terkadang, para orang tua masih cemas jika anaknya kuliah di daerah atau negara lain. Padahal, kualitas dan prestasinya memungkinkan,” katanya.

Sejak diresmikannya SMA Negeri 2 Sekayu sebagai sekolah standar internasional dari 100 sekolah di Indonesia, maka peran dan tanggung jawab pihak sekolah lebih berat. Menurut Wien, tenaga pengajar sebanyak 34 orang akan ditambah pada tahun ajaran baru bekerja sama dengan pihak Sampoerna Foundation.

“Kita tak bisa ongkang kaki, prestasi formal dan nonformal para siswa harus tetap kita kembangkan dan tularkan dengan sekolah lainnya,” ujarnya. Dia mengatakan, selain gratis dan dapat menikmati fasilitas pendidikan seperti kelengkapan laboratorium, para siswa kelas 12 mulai tahun ajaran baru nanti akan mendapat fasilitas asrama. (AS)

Tidak ada komentar: