Sabtu, 17 Mei 2008

Petani Kopi Mengeluh Jalanan Rusak

Bengkunat Belimbing (Torang), Kendati harga kopi saat ini sangat tinggi, petani kopi Desa Bandar Dalam dan Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Lampung Barat, mengeluh tidak bisa menikmati harga itu. Hal itu terjadi karena akses jalan keluar masuk desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan rusak berat dan sulit dilalui kendaraan.

Mahyudin warga Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Senin (12/5), di rumahnya mengatakan, harga kopi asalan di pasar utama Way Heni, Desa Penyandingan, Kecamatan Bengkunat Belimbing, saat ini mencapai Rp 14.500,00 per kilogram. Namun, petani hanya mendapatkan harga jual Rp 12.500,00 per kilogram. “Padahal kami sudah menjemur biji kopi hingga kering supaya harga jual tinggi,” katanya.

Rendahnya harga jual itu terjadi karena penduduk tidak memiliki akses jalan lain. Satu-satunya akses jalan adalah jalan setapak yang tepat berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di sisi timur dan Samudra Hindia di sisi barat.

Jalan setapak tersebut saat ini rusak berat sehingga untuk bisa mengeluarkan kopi hasil produksi dari dua desa itu, petani terpaksa menggunakan transportasi gerobak sapi atau ojek sepeda motor yang dimodifikasi khusus. Apabila jalan setapak tidak bisa dilalui, tukang gerobak atau tukang ojek harus berani menyusuri pantai dengan ombak ganas.

Firdiansyah warga Desa Way Haru, Kecamatan Bengkunat Belimbing, mengatakan bahwa dengan menggunakan gerobak sapi, perjalanan sejauh 18 kilometer ditempuh setengah hari. Sementara dengan sepeda motor, perjalanan ditempuh selama 2 jam.

Kedua alat transportasi itu meminta tarif angkutan Rp 1.000,00 per kilogram kopi. “Sehingga kalau saya menjual 120 kilogram kopi ke Way Heni, saya mesti membayar Rp 120.000,00 kepada tukang ojek atau gerobak,” kata Firdiansyah.

Selain itu, tukang ojek atau gerobak biasanya juga akan mengambil keuntungan Rp 1.000,00 per kilogram atas penjualan kopi. Para petani tidak bisa menolak tindakan itu karena mereka ingin mendapatkan pemasukan sehingga penerimaan petani makin rendah.

Camat Bengkunat Belimbing H Nizhom, yang ditemui di arena pemilihan peratin atau pemilihan kepala desa Bandar Dalam mengatakan, pihak kecamatan sudah melakukan pembicaraan dengan pihak TNBBS.

“Tampaknya, pihak TNBBS sudah menyetujui jika pembangunan jalan setapak itu ditingkatkan menjadi jalan yang layak untuk dilewati sepeda motor pada tahun 2009 nanti,” katanya. (AS)

Tidak ada komentar: