Sabtu, 17 Mei 2008

Stok Bahan Pokok Harus Dikontrol

Palembang (Torang), Kondisi jalan di Sumatera Selatan yang belum mampu menahan beban berat dapat mendorong inflasi di Sumsel semakin tinggi jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kelas jalan agar distribusi barang bisa lebih lancar.

Demikian salah satu kesimpulan dalam rapat tim pengendali inflasi Sumsel, Rabu (14/5) lalu, yang diikuti perwakilan dinas-dinas terkait, Universitas Sriwijaya, Pertamina, Bulog, Bank Indonesia dan pengusaha.

Berdasarkan kajian tim tersebut, ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga barang sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, karena beredarnya informasi kenaikan harga BBM. Masyarakat cenderung menimbun barang-barang sehingga menyebabkan kenaikan harga karena permintaan meningkat.

Pemimpin Bank Indonesia Palembang Zainal Abidin Hasni mengutarakan, rapat tim pengendali inflasi menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk mengatasi kenaikan inflasi akibat rencana kenaikan harga BBM. Salah satu solusi jangka panjang yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas jalan di Sumsel agar dapat dilewati kendaraan dengan beban lebih berat.

Menurut Zainal, tim juga merekomendasikan agar pengaturan distribusi bahan kebutuhan pokok, khususnya di Palembang, diperbaiki dan diperlancar. Pelabuhan 35 Ilir diprioritaskan untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok.

“Tim juga merekomendasikan agar program konversi minyak tanah ke gas dipercepat dan segera diperluas jangkauannya. Namun, stok minyak tanah tetap harus dijaga supaya tidak terjadi kelangkaan di tengah masyarakat,” kata Zainal.

Wakil Pemimpin Bank Indonesia Palembang Bambang Wibisono mengatakan, inflasi pada Mei dan Juni sangat dipengaruhi stok bahan kebutuhan pokok di pasar. Stok bahan kebutuhan pokok dipengaruhi sejumlah faktor, yaitu keterlambatan distributor, pengaruh musim dan terhambatnya kapasitas produksi.

Humas Bank Indonesia Palembang Faturachman mengatakan, rapat tim pengendali inflasi hanya memutuskan langkah untuk mengatasi kenaikan harga. Tim tidak mengeluarkan angka-angka agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat. (AS)

Tidak ada komentar: