Sabtu, 17 Mei 2008

TNI Tewas Ditembak Teman

Muara Enim (Torang), Pertikaian sesama oknum anggota TNI hingga merenggut korban jiwa kembali menghentakkan publik. Seorang anggota TNI di Kabupaten Muara enim kemarin tewas di tangan rekan seprofesinya.

Korban diketahui bernama Serda Fitroh Ilham Komaliah (23 th) anggota Batalion Infanteri AYJP 141 Kodam II Sriwijaya, Kabupaten Muara enim. Korban tewas bersimbah darah setelah ditembak rekan seprofesinya, Serda Ihsanuddin menggunakan senjata FN 46. Peristiwa berdarah ini terjadi Rabu (14/5) dini hari yang lalu, sekitar pukul 02.00 WIB, di Asrama Kompi Bantuan Infanteri 141 Karang asam, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara enim.

Belum ada keterangan resmi dari instansi terkait. Baik soal kronologis kejadian dan motif pembunuhan korban. Namun, berdasarkan keterangan sumber di lokasi, peristiwa tragis tersebut terjadi saat korban tengah tertidur pulas di pos jaga dalam Asrama Kompi Bantuan Infanteri 141 Karang Asam, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara enim. Sumber lain juga mengatakan, saat kejadian korban sedang mendapat tugas piket jaga.

Saat korban lengah itulah, pelaku langsung menembak kepala korban dengan pistol. Akibatnya, korban mengalami luka tembak di bagian kening hingga tembus ke belakang kepala. Selain itu, korban juga mengalami luka di bagian bahu kiri dan leher. Akibat luka yang cukup serius, korban yang merupakan warga Kota Lubuklinggau ini, sekitar pukul 05.00 WIB, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Rabain, Muara enim.

Tidak lama setelah dinyatakan meninggal, jenazah korban kemudian dipulangkan ke kampung halamannya, Kota Lubuklinggau. Sementara pelaku, seusai menghabisi nyawa korban, melarikan diri sambil menggenggam senjata. Namun, berdasarkan informasi dari Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri AYJP 141 Letnan kolonel (Letkol) Infanteri Eko Prayitno, pelaku telah berhasil ditangkap dan diamankan.

“Kejadian ini merupakan kecelakaan bersenjata dan sekarang sudah diproses hukum dan ditangani aparat polisi militer,” ujar Eko singkat kepada para wartawan seusai acara prosesi pemakaman korban di Taman Makam Pahlawan (TMP) Putra Patria Bukit Sulap Lubuklinggau, kemarin.

Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0404 Muara enim Letkol Inf Afsal Gusti Arli saat ditemui membenarkan adanya peristiwa penembakan itu. “Untuk penyelidikan bukan wewenang kita. Ini merupakan wewenang Sub Denpom Prabumulih. Jadi, saat ini tengah diadakan pemeriksaan guna mendapatkan keterangan yang selengkap-lengkapnya. Kemungkinan besar, korban ditembak dalam keadaan tidur. “Namun kita belum mengetahui kejadian yang sebenarnya karena masih menunggu hasil penyelidikan,” tegasnya.

Afsal juga mengatakan, kemungkinan insiden ini terjadi karena adanya permasalahan pribadi antara pelaku dan korban. “Saat ini korban menjabat sebagai Bintara Pelatih (Batih) dan pelaku menjabat sebagai Bintara Administrasi (Bamin). Mengenai motif di balik peristiwa ini, kita belum dapat mengungkapkannya sekarang,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya Letkol Inf Nurdin Nonci mengaku belum mendapat laporan mengenai peristiwa tersebut. Menurutnya, kalau ada peristiwa yang melibatkan anggota TNI di daerah, maka prosedur pelaporan adalah melalui Dandim, Danrem, kemudian disampaikan ke Pangdam.

“Maaf, saya malah belum dengar ada peristiwa (penembakan) itu. Coba tanya ke Komandan Korem (Danrem) saja, mungkin sudah ada laporannya tapi belum disampaikan kepada Komando Daerah Militer (Kodam),” ucapnya singkat. Dihubungi terpisah, Komandan Polisi Militer Kodam II/Sriwijaya Letkol (CPM) Djuhendi Sukma Yakti mengatakan, peristiwa penembakan itu memang telah dilaporkan Dandim Muara enim.

Namun informasi yang diberikan, belum dapat disimpulkan karena penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) masih terus berlangsung hingga malam hari. “Penembakan itu memang ada. Satu anggota tewas dan pelakunya melarikan diri. Tetapi informasi yang dilaporkan belum utuh dan tim kita (Polisi Militer) terus melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi-saksi,” terangnya.

Di mata rekan-rekannya, sosok almarhum yang meninggalkan seorang istri dan anak bernama Zahra 10 bulan, ini merupakan sosok lelaki yang tak banyak ulah dan peduli dengan rekan-rekannya. “Saya sudah lama kenal dia (almarhum). Setahu saya, dia itu tak punya musuh baik di dalam Batalion maupun di luar Batalion. Saya juga tak percaya tersangka setega itu menembak korban,” ujar salah seorang rekan korban yang meminta namanya dirahasiakan.

Di Taman Makam Pahlawan, jenazah pria kelahiran Komering 14 Juni 1985 itu, tiba di TMP sekitar pukul 14.25 WIB, menggunakan mobil ambulans dikawal dua truk militer. Setiba di pemakaman, upacara secara militer langsung dimulai dan bertindak sebagai inspektur upacara Danyon Letkol Inf Eko Prayitno.

Pemakaman lulusan Secaba PK 2003 dan anak pertama dari empat bersaudara ini, dihadiri Walikota Lubuklinggau Riduan Effendi serta rekan-rekan korban di Kompi Bantuan 141 AYJP Kota Lubuklinggau dan sanak keluarga korban. Peristiwa haru terjadi seusai prosesi pemakaman.

Istri almarhum, Heliyani Ardianti, seakan masih tak percaya suami yang dinikahinya awal 2006 silam tersebut meninggal dengan cara seperti ini. “Oh.. ya Allah akhirnya pergi jugo laki aku,” ujarnya sambil menangis. Begitu juga dengan ibunda almarhum yang sempat pingsan saat akan meninggalkan pemakaman. “Ya Allah ngapo anak aku meninggal cak ini,” ungkapnya sambil menatap foto almarhum berulang-ulang. (AS)

Tidak ada komentar: