Kamis, 15 Mei 2008

BBM Naik, Rakyat Miskin Frustrasi

Lubuklinggau (Torang), Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang segera diterapkan pemerintah pusat, dinilai semakin menyusahkan, bahkan membuat rakyat miskin frustrasi.

Gelombang unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM terjadi hampir di seluruh daerah di nusantara, termasuk di Kota Lubuklinggau. Unjuk rasa dilakukan ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Peduli Kota (Fopkot) sekitar pukul 10.15 WIB, kemarin.

Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Lubuklinggau dijadikan sasaran pendemo sebagai tempat menyampaikan aspirasi penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM tersebut. Kedatangan massa secara bergelombang ini cukup merepotkan Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Kota Lubuklinggau dalam mengatur lalu lintas di depan kantor DPRD.

Koordinator Fopkot Herman Sawiran mengatakan, Indonesia dikenal sebagai lumbung perkebunan sawit, tapi minyak goreng yang dikonsumsi hanya ampasnya dan harganya mahal. BEM STKIP PGRI dalam tuntutannya meminta agar polres menindak tegas penimbun BBM yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kesengsaraan rakyat.

“Sangat memprihatinkan di tengah situasi sekarang ini, banyak terdengar kabar adanya cukong-cukong minyak yang menimbun BBM dengan maksud memperkaya diri,” kata juru bicara BEM STKIP PGRI Aren Frima. Rombongan pendemo akhirnya diterima lima anggota Dewan yang dipimpin Ketua DPRD Kota Lubuklinggau Elven Asmar.

“Kami secara pribadi menolak kenaikan harga BBM dan kami sepakat atas tuntutan yang kawan-kawan mahasiswa dan LSM sampaikan hari ini,” ungkap salah satu anggota Dewan, Hermansyah seraya menambahkan tuntutan yang disampaikan para demonstran sangat beralasan. (AS)

Tidak ada komentar: