Rabu, 07 Mei 2008

Sebaran “Hot Spot” di Sumatera Meningkat

Palembang (Torang), Berdasarkan sumber data Satelit Aqua/Terra Modis (FIRMS) Fire Information Of Management System University Of Maryland USA, pada bulan Januari 2008 lalu tercatat 13 sebaran titik api, sedangkan pada Maret meningkat menjadi 15 sebaran titik api dan terus meningkat sehingga pada April menjadi 32 sebaran titik api, untuk Mei ini, sampai dengan saat ini baru terdapat 7 sebaran titik api.

Gis/RS Specialist dan Planation Coordinator SSFFMP (Sount Sumatera Forest Fire Management Project), Solichin mengatakan, kalau ada sedikit peningkatan dari Februari hingga April, sebaran titik api untuk wilayah Sumatera masih dalam tahap normal. Menurutnya, peningkatan yang cukup tajam diperkirakan memasuki September atau Oktober mendatang, dimana sebaran titik api yang terjadi sangat memungkinkan terjadinya kabut asap.

Untuk mengantisipasi hal ini, Solichin menambahkan, harus ada koordinasi yang baik antara instansi terkait, baik itu tingkat provinsi maupun tingkat daerah. Selain itu, upaya pemerintah daerah yang melarang masyarakat membuka lahan dengan cara pembakaran harus disertai dengan alternatif solusi yang diberikan kepada msyarakat. “seperti pembukaan lahan yang baru tanpa pembakaran ataupun memberi alternatif mata pencarian lain pada masyarakat, karena tindakan masyarakat membakar hutan semata-mata untuk mencari uang dengan cara berkebun atau berladang,” ujarnya.

SSFFMP sendiri, saat ini telah membentuk suatu modul yang dinamakan Community Development specialis di 13 desa wilayah Sumsel. Modul ini dibentuk dengan tujuan menghindari pembakaran lahan oleh masyarakat melalui regu pemadam desa. Selain itu, SSFFMP telah mensosialisasikan pada lebih 200 desa di Sumsel dengan program “Masyarakat Desa Peduli Api”. SSFFMP memberitahukan teknik pemadaman api dan teknik penyelamatan terhdap korban kebakaran, diharapkan melalui program ini, masyarakat bisa mengantisipasi datangnya musim kemarau. (Tim)

Tidak ada komentar: